Dari MU ke Chelsea, Garnacho Jadi Game Changer di Liga Champions Cetak Rekor Sebelum Usia 21 Tahun
Alejandro Garnacho kembali mencuri sorotan dunia sepak bola Eropa. Pemain muda asal Argentina itu tampil luar biasa dalam laga Liga Champions antara Chelsea dan Qarabag.
Ketika The Blues tertinggal 2-1, Enzo Maresca memutuskan untuk menurunkan Garnacho sebagai pemain pengganti. Keputusan itu langsung membuahkan hasil. Hanya beberapa menit setelah masuk ke lapangan, Garnacho mencetak gol penyeimbang yang menyelamatkan Chelsea dari kekalahan. Melalui aksinya tersebut, ia menuliskan namanya dalam sejarah baru Liga Champions.
Dua Klub Inggris, Dua Gol Liga Champions, Satu Nama: Garnacho
Gol ke gawang Qarabag bukan hanya penentu hasil pertandingan, tetapi juga rekor pribadi. Garnacho kini tercatat sebagai pemain pertama yang mampu mencetak gol Liga Champions untuk dua klub Inggris sebelum berusia 21 tahun.
Sebelumnya, Garnacho meniti karier bersama Manchester United. Ia menembus tim utama setelah berkembang di akademi dan tampil impresif dengan mencetak 26 gol dalam 144 pertandingan. Salah satu gol pentingnya lahir di Liga Champions saat menghadapi Galatasaray pada 2023.
Setelah pindah ke Chelsea pada musim panas lalu, Garnacho dengan cepat beradaptasi dengan sistem baru. Kini, ia kembali membuktikan bahwa kualitasnya tetap sama meskipun telah berganti warna dari merah ke biru.
Chelsea Belum Tampil Konsisten Meski Garnacho Bersinar
Meskipun Garnacho mencetak gol penting, performa Chelsea secara keseluruhan masih belum stabil. Qarabag sebenarnya berpeluang besar untuk menang jika mampu menjaga keunggulan hingga akhir. Namun, laga akhirnya berakhir imbang 2-2 setelah The Blues meningkatkan tempo permainan di babak kedua.
Pelatih Enzo Maresca melakukan tujuh perubahan dari tim yang sebelumnya menang 1-0 atas Tottenham di Premier League. Ia memutuskan untuk mengistirahatkan sejumlah pemain utama seperti Enzo Fernandez, Moises Caicedo, Pedro Neto, dan Garnacho. Akibatnya, ritme permainan Chelsea menjadi tidak seimbang, terutama di lini tengah.
Namun demikian, keputusan rotasi itu menjadi bagian dari strategi jangka panjang Maresca dalam menjaga kebugaran skuad yang sempat padat jadwal.
Maresca Tegaskan Rotasi Bukan Masalah, Melainkan Strategi
Dalam konferensi pers seusai pertandingan, Enzo Maresca menjelaskan bahwa rotasi bukan bentuk eksperimen, melainkan keputusan strategis untuk menjaga performa jangka panjang tim.
Ia berkata, “Kami selalu percaya pada rencana yang sudah kami susun. Kami memulai pertandingan dengan baik dan sempat unggul, tetapi kehilangan konsentrasi di momen-momen krusial. Perbedaan hari ini terjadi di kotak penalti—kami kurang tajam saat menyerang dan terlalu mudah kebobolan.”
Selanjutnya, Maresca menegaskan bahwa para pemain membutuhkan waktu untuk pulih dari beban fisik setelah jadwal padat musim lalu. “Beberapa pemain seperti Enzo, Moises, dan Malo [Gusto] perlu waktu pemulihan. Jika kami menang dengan rotasi, orang tidak mempermasalahkan. Tetapi ketika hasilnya kurang maksimal, rotasi langsung disorot,” ujarnya dengan tenang.
Fokus Chelsea Beralih ke Laga Kontra Wolves
Setelah hasil imbang tersebut, Chelsea kini menempati posisi ketujuh klasemen sementara Premier League dengan sepuluh pertandingan yang sudah dilalui. Tim London itu harus segera bangkit jika ingin menjaga peluang bersaing di papan atas.
Akhir pekan ini, Chelsea akan menjamu Wolverhampton di Stamford Bridge. Laga ini menjadi kesempatan ideal bagi The Blues untuk memperbaiki performa dan kembali ke jalur kemenangan sebelum jeda internasional.
Pertanyaannya kini, apakah Enzo Maresca akan memberikan kepercayaan lebih kepada Garnacho sejak awal laga? Dengan momentum dan performa yang sedang meningkat, Garnacho berpeluang besar menjadi pembeda lagi di pertandingan berikutnya.
