
Kisah Mengejutkan Bojan Hodak Dari Basket, Perang Kroasia, hingga Mengidolakan Luka Modrić
Bojan Hodak dikenal publik sebagai pelatih yang membawa Persib Bandung meraih dua gelar liga beruntun. Namun, di balik kesuksesan itu, pria Kroasia berusia 54 tahun ini ternyata memiliki perjalanan hidup yang sarat cerita menarik. Dalam wawancara eksklusif, Hodak menuturkan masa kecilnya, kecintaannya pada basket, pengalamannya melewati masa perang, hingga pandangannya tentang Luka Modrić yang ia anggap sebagai legenda terbesar Kroasia.
Tumbuh dalam Lingkungan Militer
Bojan Hodak lahir dan besar di keluarga dengan latar belakang militer. Ayahnya bertugas di tentara Yugoslavia, sedangkan kakaknya masih aktif di militer Kroasia hingga kini. Meskipun tumbuh dalam disiplin, ia menegaskan bahwa masa kecilnya tetap terasa menyenangkan.
Seperti kebanyakan anak Yugoslavia pada masa itu, Hodak mencoba berbagai olahraga sebelum akhirnya memilih sepakbola. Ia menjelaskan, “Saya mulai serius bermain di usia 12 atau 13 tahun di klub lokal. Saya tidak pernah berencana menjadi pemain profesional, tetapi semuanya berjalan begitu saja.”
Basket, Cinta Lain yang Hampir Ditekuni
Selain sepakbola, Hodak juga menaruh hati pada basket. Dari umur 14 hingga 16 tahun, ia membagi waktunya dengan sangat padat: sore bermain bola dan malam hari berlatih basket.
Menurutnya, basket menjadi olahraga yang menantang secara fisik. “Saya menikmatinya karena punya lompatan yang bagus. Meski tubuh saya tidak setinggi pemain lain, saya bisa bermain di posisi shooting guard bahkan center,” ujarnya.
Saat itu, popularitas basket di Zagreb melonjak berkat sosok Dražen Petrović, legenda Cibona Zagreb yang mendunia. Namun, setelah Hodak mulai menerima uang saku dari sepakbola, ia akhirnya memilih fokus penuh di lapangan hijau.
Sepakbola di Tengah Suasana Perang
Ketika Kroasia berjuang meraih kemerdekaan, Bojan Hodak tetap menyalurkan energinya ke sepakbola. Ia mengingat betul bagaimana latihan berlangsung meski suara tembakan atau sirene udara terdengar di sekitar stadion. “Kami tetap berlatih meskipun kondisi berbahaya. Itu sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari,” katanya.
Pengalaman tersebut membentuk mentalitas kuat dan daya juang khas orang Kroasia. Karena itu, meskipun jumlah penduduk Kroasia tidak sampai empat juta, negara kecil ini tetap mampu menghasilkan banyak pemain kelas dunia.
Luka Modrić dan Inspirasi bagi Generasi Kroasia
Hodak menegaskan bahwa tidak ada pemain Kroasia yang lebih besar dari Luka Modrić. “Dia membawa Kroasia ke final dan semifinal Piala Dunia, memenangkan Ballon d’Or, dan meraih semua gelar bersama Real Madrid. Banyak anak-anak Kroasia bercita-cita menjadi Modrić. Itu membuktikan betapa besar pengaruhnya,” ungkapnya.
Namun, Hodak juga mengingatkan bahwa Kroasia tidak hanya bertumpu pada satu sosok. Ia menyebut nama-nama lain seperti Ivan Perišić, Mario Mandžukić, Dejan Lovren, dan Ivan Rakitić yang berperan penting dalam kesuksesan tim nasional. Menurutnya, setelah Modrić pensiun, semangat juang khas Kroasia akan tetap hidup di generasi berikutnya.
Karier yang Terhenti Akibat Cedera
Hodak memulai karier sepakbola sejak remaja dan berkembang pesat berkat kekuatan fisiknya. Sayangnya, ia mengalami cedera patah kaki pada usia 20 tahun, hanya dua hari sebelum mengikuti seleksi di klub Bundesliga. Peristiwa itu mengubah jalan hidupnya.
Tak lama kemudian, ia menerima tawaran dari Singapura. “Seorang teman, Goran Paulić, merekomendasikan saya. Saya akhirnya bermain di Singapura selama lima musim dan sempat menjalani pinjaman singkat ke Hong Kong. Itu menjadi pengalaman yang sangat berharga,” jelasnya.
Dari Pemain ke Pelatih Profesional
Ketika cedera memaksanya pensiun pada usia awal 30-an, Hodak memutuskan menekuni kepelatihan. Ia mengikuti lisensi UEFA di Kroasia dan terus mengasah kemampuannya.
Transisinya ke dunia pelatih terjadi setelah ia bertemu Khairy Jamaluddin di Malaysia. Kala itu, Jamaluddin membeli klub UPB MyTeam dan terkesan dengan cara Hodak melatih. “Dia menawarkan posisi pelatih kepala, dan dari situlah karier saya sebagai pelatih profesional dimulai,” kata Hodak.