Edin Terzic Jadon Sancho Masih Bisa Jadi Pemain Terbaik Dunia
Mantan pelatih Borussia Dortmund,Edin Terzic, yakin Jadon Sancho masih memiliki peluang besar untuk menjadi pemain terbaik dunia, bahkan meraih Ballon d’Or di masa depan.
Meskipun perjalanan Sancho bersama Manchester United tidak berjalan sesuai harapan, Terzic menilai potensi besar sang pemain belum sepenuhnya hilang. Ia percaya, Sancho hanya perlu menemukan kembali rasa percaya diri dan kebahagiaan bermain seperti dulu.
“Bakatnya luar biasa. Yang dibutuhkan hanya rasa senang dan keyakinan di lapangan,” kata Terzic kepada The Telegraph.
Perjalanan dari Manchester City Menuju Sorotan Dunia
Sancho memulai karier profesionalnya di akademi Manchester City, tetapi ia membuat keputusan berani pada tahun 2017 untuk pindah ke Borussia Dortmund. Langkah tersebut menjadi titik balik penting dalam hidupnya.
Di Dortmund, Sancho berkembang pesat. Ia menjadi pemain kunci dengan gaya bermain yang cepat, kreatif, dan penuh imajinasi. Penampilan konsisten itu membuat banyak klub besar Eropa menaruh perhatian padanya.
Akhirnya, pada tahun 2021, Manchester United membayar sekitar £73 juta untuk membawanya kembali ke Inggris. Namun, ekspektasi besar tersebut tidak sejalan dengan hasil di lapangan. Sancho hanya mencetak 12 gol dari 83 penampilan, dan performanya menurun secara signifikan.
Masa Pinjaman dan Usaha Mencari Arah Baru
Setelah gagal tampil konsisten, Sancho kembali ke Dortmund pada Januari 2024. Bersama klub lamanya itu, ia membantu tim mencapai final Liga Champions, meski harus puas sebagai runner-up.
Pada musim berikutnya, ia bergabung dengan Chelsea dan berhasil memenangkan Liga Konferensi Eropa. Namun, tanpa kesepakatan transfer permanen, Sancho kembali ke Manchester United pada 2025. Di bawah pelatih Ruben Amorim, posisinya semakin terpinggirkan. Bahkan, saat dipinjamkan ke Aston Villa, ia hanya bermain selama delapan menit di Premier League.
Meskipun situasi itu tampak sulit, Terzic tetap optimistis. Ia menilai pengalaman Sancho di berbagai klub dapat menjadi pelajaran penting untuk membentuk kembali kariernya.
Terzic: Sancho Hanya Perlu Menemukan Kebahagiaan
Dalam pandangan Terzic, Sancho masih memiliki semua kualitas untuk bersaing di level tertinggi. Namun, menurutnya, Sancho perlu menemukan keseimbangan antara kedisiplinan dan rasa gembira bermain sepak bola.
“Erling Haaland akan mencapai puncak jika tetap lapar untuk menang. Jadon akan mencapainya jika ia terus menikmati permainan,” ujar Terzic. “Di lapangan, saya mencoba menumbuhkan sisi anak-anak dalam diri Jadon. Di luar lapangan, saya tekankan profesionalisme. Pemain mungkin tidak menyukai aturan, tetapi mereka lebih membenci jika tidak ada aturan sama sekali.”
Terzic menambahkan, perannya sebagai pelatih tidak hanya mengatur strategi, tetapi juga membimbing pemain secara emosional. “Terkadang saya harus menjadi saudara, ayah, pengacara, atau bahkan hakim. Namun, saya tidak ingin menjadi polisi sepanjang waktu,” ujarnya.
Kisah Bellingham sebagai Cermin untuk Sancho
Terzic juga menyinggung Jude Bellingham, pemain yang ia latih di Dortmund dan kini menjadi bintang di Real Madrid. Ia menjelaskan bahwa mentalitas dan kepemimpinan Bellingham menjadi contoh ideal bagi pemain muda Inggris.
“Saya pernah mengatakan kepadanya, mungkin saya tidak akan ada saat dia menjuarai Liga Champions, tetapi saya akan ada ketika dia mengangkat trofi pertamanya. Itu terjadi ketika kami menjuarai Piala Jerman,” ujar Terzic. “Sepuluh bulan kemudian, kami bertemu lagi di final Liga Champions, kali ini sebagai lawan.”
Menurut Terzic, Bellingham tidak hanya berjuang untuk menang, tetapi juga berusaha membuat pemain di sekitarnya menjadi lebih baik. Hal inilah yang membedakannya dan menjadikannya sosok pemimpin sejati.
Dari Dembélé ke Sancho: Kisah Kebangkitan yang Mungkin Terulang
Sebagai penutup, Terzic menyinggung Ousmane Dembélé, pemain yang pernah menghadapi masa sulit di Barcelona sebelum bangkit bersama Paris Saint-Germain hingga meraih Ballon d’Or.
Terzic menilai kisah Dembélé bisa menjadi inspirasi bagi Sancho. “Dembélé pernah dikritik, tetapi ia bangkit dan menjadi juara dunia. Sancho juga bisa melakukan hal yang sama. Ia hanya perlu percaya lagi pada dirinya sendiri,” tegasnya.
Menurut Terzic, jika Sancho benar-benar ingin kembali bersinar, ia harus berani mengambil keputusan baru dan mungkin mengakhiri hubungannya dengan Manchester United secara permanen. Langkah baru itu, kata Terzic, bisa menjadi awal kebangkitan yang selama ini ia cari.
Kesimpulan
Perjalanan Jadon Sancho menunjukkan betapa tipis batas antara kejayaan dan keterpurukan dalam dunia sepak bola modern. Namun, seperti diyakini Edin Terzic, peluang untuk kembali bersinar masih terbuka lebar. Dengan kerja keras, kepercayaan diri, dan kebahagiaan bermain yang tulus, Sancho masih bisa menulis babak baru dalam kariernya—babak yang mungkin membawanya ke puncak dunia, tempat para pemenang Ballon d’Or berdiri.
