
Drama 3-2 di Udinese Fiorentina Comeback dan Amankan Tiket Eropa di Detik-Detik Terakhir
Musim Serie A ditutup dengan tensi tinggi, dan Fiorentina menjadikannya malam yang tak terlupakan. Dalam laga penuh drama di Stadion Bluenergy, pasukan Vincenzo Italiano bangkit dari ketertinggalan untuk menekuk Udinese 3-2—sebuah kemenangan yang mengantar mereka kembali ke pentas Eropa, hanya 13 hari setelah tersingkir dari Liga Konferensi UEFA.
Memburu Eropa: Misi Harus Menang dan Doa dari Roma
La Viola datang ke laga terakhir dengan satu skenario: menang dan berharap Lazio terpeleset. Dengan posisi head-to-head yang lebih unggul, Fiorentina tahu hanya satu hasil yang bisa menyelamatkan musim mereka. Sejak peluit pertama, mereka tampil agresif. Moise Kean bahkan sempat merobek gawang Udinese, tapi golnya dianulir karena offside.
Justru Udinese yang mencuri start. Lorenzo Lucca memanfaatkan bola liar di dalam kotak penalti dan mencetak gol ke-12-nya musim ini—mengguncang asa Fiorentina. Namun, harapan belum pupus. Di saat bersamaan, kabar menggembirakan datang dari Stadio Olimpico: Lazio tertinggal dari Lecce.
Kartu Merah dan Titik Balik Laga
Udinese sempat menguasai jalannya pertandingan, tetapi momen krusial terjadi jelang turun minum. Bek andalan mereka, Jaka Bijol, diusir wasit usai tekel keras terhadap Pablo Marí. Keputusan itu memicu kontroversi dan mengubah arah pertandingan secara drastis. Bermain dengan 10 orang, tuan rumah menghadapi tekanan berat di babak kedua.
Babak Kedua: La Viola Bangkit dan Menggila
Fiorentina langsung tancap gas setelah jeda. Nicolò Fagioli membuka keran gol dengan tembakan akurat dari luar kotak penalti, mengubah skor jadi 1-1. Tak sampai lima menit kemudian, giliran Pietro Comuzzo yang membuat penonton melongo lewat gol tumit yang memesona hasil sodoran dari Amir Richardson. Dalam sekejap, Fiorentina unggul dan posisi keenam klasemen pun berpindah tangan.
Udinese Melawan, Kean Menutup
Meski kalah jumlah, Udinese menolak menyerah. Christian Kabasele memanfaatkan kelengahan lini belakang Fiorentina untuk mencetak gol penyeimbang di menit ke-60. Namun Fiorentina tak berhenti menyerang—mereka tahu, seri bukan opsi.
Delapan menit sebelum waktu normal berakhir, Moise Kean kembali muncul sebagai penyelamat. Dengan ketenangan luar biasa, ia mengecoh lini belakang Udinese sebelum melepaskan tembakan yang sempat membentur pemain lawan dan bersarang di gawang. Gol itu bukan hanya mengunci kemenangan, tapi juga membuka pintu ke Eropa untuk musim kedelapan berturut-turut bagi La Viola.
Penutup Musim yang Penuh Warna
Kemenangan ini bukan hanya soal tiga poin, tetapi simbol kebangkitan dan daya juang. Fiorentina menutup musim dengan penuh gaya, memberi fans harapan baru jelang musim depan. Sepak bola Eropa kembali menanti mereka—dan kali ini, mereka datang bukan hanya untuk tampil, tetapi untuk bertarung!