
Dari Pahlawan ke Terbuang PSG Siap Depak Donnarumma Usai Juara Liga Champions
Gianluigi Donnarumma tampil luar biasa dan membawa Paris Saint-Germain menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya. Ia menggagalkan penalti di Anfield, menggagalkan peluang Aston Villa, dan menjaga gawang tetap steril saat melawan Arsenal. Rekan setimnya, Vitinha, bahkan menjulukinya sebagai “MVP sejati” setelah kemenangan di Emirates Stadium.
Namun, hanya beberapa pekan setelah kemenangan gemilang atas Inter Milan, Donnarumma membuat pengakuan mengejutkan. Ia mengaku belum tahu apakah akan bertahan di Paris musim depan. Sejak itu, PSG belum memberi kejelasan soal masa depannya. Situasi justru semakin buram.
PSG Bangkit, Gianluigi Donnarumma Menjawab Keraguan
Musim ini PSG sempat hampir tersingkir dari Liga Champions. Setelah tertinggal dua gol dari Manchester City di babak 16 besar, skuad asuhan Luis Enrique berhasil bangkit secara dramatis. Donnarumma ikut memainkan peran penting dalam kebangkitan itu.
Meski begitu, Donnarumma juga sempat menuai kritik. Saat melawan Arsenal, ia gagal mengantisipasi tendangan bebas Bukayo Saka dan menyebabkan kekalahan PSG. Enrique membela Donnarumma dalam konferensi pers dan menolak menyalahkannya, tapi publik sudah mulai meragukan kemampuannya.
Seiring waktu, media mulai memberitakan bahwa Enrique merasa Donnarumma kurang cocok dengan filosofi bermain yang ia terapkan. Sang pelatih menuntut kiper yang tidak hanya jago menangkap bola, tetapi juga mahir membangun serangan dari lini belakang — kemampuan yang belum sepenuhnya dimiliki Donnarumma.
PSG Datangkan Chevalier, Tandai Era Baru?
PSG kini mengambil langkah konkret dengan mengincar Lucas Chevalier, kiper muda milik Lille. Klub dilaporkan siap membayar €40 juta untuk mendatangkannya — sinyal kuat bahwa mereka mulai merancang masa depan tanpa Donnarumma.
Chevalier tidak hanya lebih muda, tapi juga lebih cocok dengan sistem Enrique. Ia mencatat 11 clean sheet musim lalu, jauh lebih banyak dibanding Donnarumma yang hanya mencetak empat. Ia juga mencatatkan persentase penyelamatan yang lebih tinggi serta statistik distribusi bola yang jauh lebih baik. Chevalier melepaskan lebih banyak umpan panjang dan launch, sesuatu yang sangat dibutuhkan PSG dalam fase build-up.
Negosiasi Kontrak Mandek: PSG Beri Ultimatum
Kontrak Donnarumma akan berakhir musim panas tahun depan. PSG memang menawarkan perpanjangan, tetapi mereka menyodorkan gaji tetap sebesar €7 juta ditambah bonus performa maksimal €3 juta. Nilai itu tetap lebih rendah dari gaji bersihnya saat ini (€10 juta).
Donnarumma menolak tawaran tersebut karena ia merasa kontribusinya layak mendapat penghargaan lebih besar. Ia meminta kontrak baru senilai €12 juta per tahun. Namun, PSG tidak melunak. Klub memberi ultimatum: Donnarumma harus menerima tawaran mereka atau mencari klub baru.
Banyak Klub Eropa Siap Menampung
Meski situasinya belum menentu, Donnarumma tidak kekurangan peminat. Manchester United dan Chelsea terus memantau situasinya. Beberapa klub Arab Saudi bahkan siap memberikan tawaran fantastis.
Jika PSG tidak mencapai kesepakatan dengan Donnarumma, mereka lebih memilih menjualnya musim panas ini demi menghindari kepergian gratis musim depan. Klub juga bisa menggunakan dana dari penjualannya untuk menutup biaya perekrutan Chevalier.
Donnarumma Menolak Jadi Cadangan?
PSG berharap Donnarumma tetap bertahan dan bersaing dengan Chevalier memperebutkan posisi utama musim depan. Tapi Donnarumma kemungkinan besar menolak skenario itu. Ia tentu tidak ingin kehilangan menit bermain menjelang Piala Dunia 2026. Jika Chevalier datang dan langsung dipercaya sebagai pilihan utama, maka Donnarumma bisa kehilangan panggung yang sangat ia butuhkan.
Akhir Sebuah Era yang Tak Pernah Dimulai Sungguh-Sungguh?
Donnarumma memang baru dua musim membela PSG, tapi ia telah mencatatkan namanya dalam sejarah klub lewat penampilan luar biasa di Liga Champions. Namun dalam dunia sepak bola modern, kemenangan tak selalu menjamin masa depan. Filosofi pelatih, gaya main, dan pertimbangan finansial juga ikut menentukan arah karier seorang pemain.
Jika tidak ada kompromi dalam waktu dekat, PSG dan Donnarumma akan berpisah. Sang kiper sudah membuktikan kualitasnya, dan klub-klub besar siap menyambutnya dengan tangan terbuka.
Kesimpulan: PSG Harus Memilih — Filosofi atau Loyalitas?
Gianluigi Donnarumma pernah menjadi penyelamat PSG dalam malam-malam paling krusial musim lalu. Namun kini, ia berdiri di ambang pintu keluar. PSG harus mengambil keputusan: mempertahankan pahlawan mereka atau mengorbankannya demi proyek jangka panjang.