Jude Bellingham Terancam Sanksi Setelah Selebrasi Kontroversial di El Clasico
Jude Bellingham kembali memamerkan performa kelas dunia saat Real Madrid menaklukkan Barcelona 2-1 di Santiago Bernabéu, Minggu (26/10).
Gelandang berusia 22 tahun itu tampil luar biasa dengan mencetak satu gol dan satu assist, sekaligus membawa Los Blancos mempertahankan posisi di puncak klasemen La Liga.
Kylian Mbappé membuka skor lebih dulu untuk Madrid, namun Fermin López menyamakan kedudukan bagi Barcelona. Menjelang turun minum, Bellingham kembali mencuri perhatian. Ia mencetak gol penentu kemenangan yang memperlebar jarak Madrid menjadi lima poin dari pesaing terdekatnya.
Namun, kemenangan besar itu berubah menjadi kontroversi dalam hitungan menit.
Selebrasi Bellingham Jadi Sumber Polemik
Setelah mencetak gol, Bellingham melakukan gestur yang memancing perdebatan. Ia menunjuk ke arah selangkangan sambil menjulurkan lidah ke penonton. Kamera televisi menangkap momen itu dengan jelas, dan rekamannya segera menyebar luas di media sosial.
Akibatnya, banyak warganet menilai selebrasi tersebut mirip dengan aksinya di Euro 2024 ketika membela Inggris melawan Slowakia. Saat itu, UEFA menjatuhkan denda sebesar £25.000 dan hampir memberinya larangan bermain satu pertandingan. Kini, situasi serupa berpotensi terulang di Spanyol.
La Liga bersama Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) segera meninjau rekaman pertandingan untuk menentukan apakah tindakan Bellingham melanggar etika olahraga. Jika mereka menganggapnya bersalah, sang gelandang bisa menerima denda atau bahkan larangan bermain. Konsekuensi tersebut tentu akan menyulitkan Real Madrid yang sedang menghadapi jadwal padat.
Laga Panas dan Emosi Memuncak
Pertandingan antara Madrid dan Barcelona berlangsung sengit sejak awal hingga peluit akhir. Ketegangan meningkat menjelang penutupan laga ketika kiper cadangan Madrid, Andriy Lunin, mendapatkan kartu merah setelah terlibat dalam keributan antarpemain.
Insiden itu mempertegas betapa panasnya atmosfer El Clasico, yang kerap menjadi panggung bagi drama dan emosi tinggi.
Xabi Alonso Fokus pada Performa, Bukan Kontroversi
Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, menolak terseret dalam isu selebrasi kontroversial Bellingham. Ia memilih menyoroti performa anak asuhnya yang terus meningkat.
“Dia bermain luar biasa dalam tiga laga terakhir. Kami tahu dia butuh waktu untuk kembali ke level terbaiknya, dan sekarang dia bermain dengan kepercayaan diri yang luar biasa,” ujar Alonso seusai pertandingan.
Komentar tersebut menunjukkan bahwa Alonso ingin melindungi Bellingham dan menjaga fokus tim di tengah perhatian publik yang berlebihan.
Kasus Serupa di Masa Lalu
Kontroversi seperti ini bukan hal baru di Real Madrid. Pada 2019, Gareth Bale juga menimbulkan kehebohan setelah melakukan gestur “corte de mangas” ke arah suporter Atletico Madrid. Gestur tersebut dianggap provokatif di Spanyol, namun Bale tidak menerima sanksi dari otoritas liga.
Situasi Bale bisa menjadi pembelaan bagi Bellingham. Meskipun begitu, rekam jejak sang gelandang di Euro 2024 mungkin memperberat posisinya di mata pengawas disiplin La Liga.
Barcelona dan Publik Spanyol Menuntut Konsistensi
Sementara itu, para pendukung Barcelona menyoroti kemungkinan adanya standar ganda. Mereka membandingkan kasus Bellingham dengan pelatih Barcelona, Hansi Flick, yang sebelumnya dijatuhi larangan mendampingi tim selama satu laga karena membuat gestur provokatif saat menghadapi Girona.
Perbandingan tersebut membuat banyak pihak mempertanyakan konsistensi La Liga dalam menegakkan aturan disiplin.
Kini, publik menunggu keputusan resmi federasi. Apakah Bellingham akan menerima hukuman, atau La Liga akan menilai gestur tersebut sebagai tindakan spontan yang tidak layak dihukum?
La Liga Masih Meninjau Kasus
Hingga saat ini, La Liga belum mengeluarkan pernyataan resmi. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, proses peninjauan biasanya memakan waktu beberapa hari sebelum keputusan diumumkan.
Sementara itu, tim hukum Real Madrid dikabarkan sedang menyiapkan pembelaan. Mereka berencana menegaskan bahwa gestur tersebut hanyalah ekspresi spontan tanpa niat menghina atau bersifat ofensif.
Terlepas dari hasilnya, kontroversi ini sudah menjadi bahan utama pemberitaan di media Spanyol dan perbincangan hangat di dunia maya.
Bellingham Tetap Fokus ke Pertandingan Selanjutnya
Meskipun banyak pihak menyorot dirinya, Jude Bellingham terus menjaga fokus. Ia berusaha membuktikan kemampuannya lewat performa di lapangan, bukan melalui selebrasi yang orang lain salah artikan.
Thomas Tuchel sempat mencoret Bellingham dari skuad timnas Inggris, tetapi kini sang gelandang berambisi menegaskan perannya sebagai pemain penting bagi Real Madrid dan negaranya.
Dalam waktu dekat, Madrid akan menghadapi serangkaian laga berat, sedangkan timnas Inggris bersiap melawan Serbia dan Albania. Bellingham memahami bahwa satu tindakan kecil bisa berdampak besar, sehingga ia bertekad menjaga citra profesionalnya di sisa musim ini.
Kesimpulan: Antara Gol dan Gestur
Jude Bellingham kembali menarik perhatian dunia sepak bola. Kali ini bukan hanya karena penampilan gemilangnya, tetapi juga karena gestur yang memicu kontroversi.
La Liga kini berada di posisi penting untuk menentukan apakah tindakan itu pantas dihukum atau cukup dianggap bagian dari euforia. Apa pun hasilnya, satu hal pasti: Bellingham terus menjadi pusat perhatian—baik karena kemampuannya mencetak gol maupun karena ekspresinya yang selalu mencuri sorotan.
