Kursi Panas Oxford United Bergejolak Erick Thohir Mengambil Aliih Total, Dua Penguasa Lama Tersingkir
Oxford United memasuki fase penuh gejolak setelah Companies House merilis pembaruan dokumen pada akhir Maret. Dokumen tersebut langsung mengubah peta kekuasaan klub karena Companies House mencabut status Anindya Bakrie dan Horst Geicke sebagai pihak dengan kendali signifikan. Langkah administratif ini memicu rangkaian perubahan yang kini terasa hingga ke level kepemilikan dan direksi.
Erick Thohir Mengambil Alih Kendali Penuh
Setelah kabar itu mencuat, Erick Thohir bergerak cepat. Ia membeli seluruh saham Oxford Investment Holdings Pte. Ltd. dan otomatis memusatkan kepemilikan Oxford United ke tangannya. Dengan langkah agresif ini, Erick meningkatkan pengaruhnya dalam pengelolaan klub, sebuah pendekatan yang sering terlihat pada transformasi tim e-sports atau organisasi kompetitif lainnya.
Sebagai dampak langsung, Horst Geicke mengajukan pengunduran diri dari dewan direksi pada Jumat, 14 November. Perubahan ini memperjelas bahwa proses restrukturisasi berlangsung terarah dan terencana sejak laporan Companies House dirilis.
Tokoh-tokoh Kunci Bergerak, Struktur Klub Bergeser
Sebelumnya, Anindya Bakrie dan Erick Thohir memegang 51 persen saham pengendali sejak September 2022. Namun, setelah akuisisi terbaru, Erick menggeser struktur kepemilikan tersebut sehingga ia menjadi figur utama yang memimpin masa depan Oxford United.
Selain itu, Horst Geicke yang bergabung pada 2018 akhirnya menutup masa jabatannya setelah lebih dari enam tahun terlibat dalam manajemen. Dengan perubahan ini, Oxford United memasuki fase baru yang membuka pintu bagi strategi dan arah klub yang lebih terfokus.
Manajemen Menenangkan Situasi
Meskipun perubahan berlangsung cepat, CEO Oxford United Tim Williams segera memberikan klarifikasi. Ia menyatakan bahwa para pendukung tidak perlu meragukan stabilitas klub. Menurutnya, pembaruan di Companies House hanyalah bagian dari proses administratif yang umum terjadi ketika struktur kepemilikan berubah.
Selain itu, pernyataan resmi klub menegaskan bahwa akuisisi berjalan mulus dan tidak mengganggu aktivitas operasional sehari-hari. Dengan demikian, manajemen ingin memastikan bahwa fokus tim tetap berada pada performa di lapangan.
Performa Menurun, Tim Mencari Momentum Baru
Sementara restrukturisasi berlangsung di balik layar, Oxford United menghadapi masalah di arena pertandingan. Dalam sepuluh laga terakhir, tim asuhan Gary Rowett hanya meraih tiga kemenangan dan dua hasil imbang. Sisanya berakhir dengan kekalahan yang menghambat laju mereka.
Oleh karena itu, klub berharap kehadiran energi baru di level kepemilikan dapat mendorong kebangkitan performa. Oxford United kini menargetkan titik balik saat mereka menjamu Middlesbrough di Stadion Kassam pada Sabtu malam waktu Indonesia Barat. Pergeseran manajemen diharapkan memberi dorongan positif, layaknya pembaruan besar dalam sebuah tim kompetitif yang sedang mencari ritme kemenangan.
