
Rasmus Hojlund di Ambang Bahaya MU Siap Depak, Inter Pun Angkat Tangan
Rasmus Hojlund semakin sulit menemukan pijakan di Manchester United. Alih-alih berkembang sebagai bomber andalan, striker muda asal Denmark itu justru mendekati pintu keluar Old Trafford. Lebih ironis, Inter Milan yang sempat tertarik kini malah mundur dari rencana merekrutnya.
MU Bayar Mahal, Rasmus Hojlund Masih Sulit Bersinar
Ketika Manchester United menggelontorkan dana besar untuk merekrut Hojlund dari Atalanta pada 2023, publik Old Trafford berharap ia bisa menjadi mesin gol masa depan. Sayangnya, Hojlund gagal memenuhi ekspektasi itu dalam dua musim terakhir.
Pada musim 2024/2025, Hojlund hanya mencetak 10 gol di semua kompetisi. Ia sering tampil tanpa kepercayaan diri dan belum mampu menunjukkan ketajaman di depan gawang lawan. Dukungan suporter pun mulai menurun karena performanya yang tak stabil.
Ruben Amorim Datang, Hojlund Semakin Tertekan
Kedatangan Ruben Amorim sebagai pelatih baru membuat situasi Hojlund semakin rumit. Amorim langsung memulai revolusi besar-besaran di skuad United dan ia tidak segan memasukkan hampir semua pemain dalam daftar jual, termasuk Hojlund.
Tidak hanya itu, United juga mulai berburu striker baru. Nama Viktor Gyokeres (Sporting CP) dan Victor Osimhen (Napoli) kini santer disebut masuk radar transfer. Jika keduanya bergabung, Hojlund hampir pasti kehilangan tempat di tim utama.
Inter Milan Berpaling, Hojlund Kehilangan Peluang
Sebelumnya, Inter Milan sempat membuka pintu bagi Hojlund untuk menyelamatkan kariernya di Serie A. Banyak yang percaya, Inter bisa memberi Hojlund ruang berkembang, mengingat gaya bermain Serie A yang lebih cocok untuknya.
Namun, Inter justru mengambil langkah berbeda. Klub asal Italia itu memilih mendatangkan Ange-Yoan Bonny dari Parma seharga £20 juta. Selain itu, mereka memutuskan mempromosikan wonderkid Francesco Pio Esposito yang tampil memukau di ajang Piala Dunia Antarklub.
Dengan dua posisi lini depan sudah terisi, Inter hanya menawarkan skema peminjaman satu musim dengan opsi pembelian permanen. Skema ini jelas tidak menguntungkan Hojlund, yang membutuhkan kepastian dan menit bermain reguler.
Hojlund Tegaskan Komitmen, Realita Berbicara Lain
Di tengah rumor yang semakin liar, Hojlund berusaha menunjukkan loyalitasnya. Saat memperkuat tim nasional Denmark bulan lalu, ia menyatakan ingin bertahan di Manchester United.
“Saya masih punya kontrak hingga 2030 dan saya berharap terus bermain untuk Manchester United,” ujar Hojlund.
Namun, realita berbicara lain. Jika United mendatangkan striker anyar dan Inter tidak serius memberi tawaran permanen, Hojlund akan terjebak di posisi sulit—tidak masuk rencana tim, tetapi juga tidak mendapat klub baru.
Juventus & Napoli Hanya Mengamati
Beberapa klub lain seperti Juventus dan Napoli mulai memantau situasi Hojlund. Meski begitu, kedua klub itu belum melayangkan tawaran konkret. Harga mahal dan performa yang belum stabil membuat mereka enggan berjudi hanya berdasarkan potensi.
Jika Hojlund tidak bergerak cepat, musim 2025/2026 bisa menjadi mimpi buruk baginya. Ia bisa kehilangan menit bermain, moralnya turun drastis, dan perlahan-lahan keluar dari peta persaingan sepak bola elite Eropa.
Hojlund Harus Ambil Keputusan Sebelum Terlambat
Kini, semua mata tertuju ke arah Hojlund. Apakah ia mampu membalikkan keadaan dan menunjukkan bahwa dirinya layak mengenakan seragam Manchester United? Ataukah ia harus menerima kenyataan bahwa kariernya meredup terlalu cepat?
Satu hal yang pasti, waktu terus berjalan dan klub sebesar United tidak pernah memberi ruang untuk mereka yang gagal memenuhi ekspektasi. Hojlund harus segera menentukan langkah terbaik sebelum semuanya terlambat.