
Saya Benar-Benar Bodoh Rudiger Bongkar Amarah Gila di Final Copa del Rey, Kini Janji Balik Lebih Kuat
Antonio Rudiger akhirnya angkat bicara soal insiden panas di final Copa del Rey. Bek Real Madrid itu tidak menutup-nutupi: ia mengaku tindakannya menyerang wasit dengan emosi meledak-ledak adalah kesalahan besar.
Dalam laga yang berakhir dengan kekalahan 3-2 Madrid dari Barcelona, Rudiger kehilangan kendali.
Rudiger melempar pita ke arah wasit Ricardo de Burgos Bengoetxea, melontarkan kata-kata kasar, hingga rekan setim dan staf pelatih harus menahannya secara fisik. Tindakannya membuat federasi menjatuhkan skors enam pertandingan, sementara ia memutuskan memanfaatkan waktu larangan bermain itu untuk menjalani operasi meniskus yang sudah lama ditunda.
Dicap “Berbahaya”, Tapi Masih Tak Tergantikan
Skorsing dan temperamen Rudiger sempat menuai kritik tajam. Pelatih Jerman, Julian Nagelsmann, bahkan memperingatkan tidak ada ruang untuk “kesempatan kedua atau ketiga” jika Rudiger kembali lepas kendali.
Namun, kenyataannya berbeda. Nagelsmann tetap memanggilnya untuk kualifikasi Piala Dunia. Sebuah tanda betapa vital peran Rudiger di lini belakang tim nasional.
Rudiger pun sadar betul dirinya kini dalam sorotan.
“Tidak ada alasan untuk sikap saya waktu itu. Saya kehilangan kontrol. Melempar pita dan marah seperti itu memang benar-benar konyol,” katanya kepada Süddeutsche Zeitung.
“Emosi Membentuk Saya Jadi Bek Seperti Sekarang”
Meski mengakui salah, Rudiger menegaskan bahwa emosinya bukanlah kelemahan, melainkan bagian dari identitasnya sebagai pemain.
“Gaya bermain saya lahir dari emosi itu. Mereka membuat saya jadi bek tengah seperti sekarang. Tapi di final itu, saya jelas melampaui batas. Itu kesalahan besar, dan justru itu yang paling membuat saya kesal kepada diri sendiri,” tegasnya.
Pulih dari Cedera, Siap Tancap Gas Lagi
Setelah menjalani operasi meniskus, Rudiger menatap musim baru dengan optimisme. Ia menilai liburan musim panas jadi titik balik untuk kembali ke kondisi ideal.
“Saat Piala Dunia Antarklub saya belum fit 100 persen. Tapi setelah liburan, saya bisa isi ulang energi dan fokus penuh di pramusim. Sekarang saya sudah bebas dari rasa sakit. Target saya jelas: kembali ke performa terbaik,” ujarnya penuh keyakinan.
Antara Madrid dan Timnas Jerman
Kini, Ia siap kembali jadi tembok kokoh baik untuk Real Madrid maupun timnas Jerman. Los Blancos masih memburu trofi, sementara Der Panzer menghadapi jadwal berat di kualifikasi Piala Dunia, termasuk laga tandang ke Slovakia.
Dengan fisik pulih dan sanksi disiplin yang sudah dijalani, Rudiger bertekad menunjukkan satu hal: semangat yang pernah membuatnya kehilangan kendali bisa ia ubah menjadi kekuatan besar di lapangan.