Thomas Müller Mengguncang MLS Dari Radio Bayern ke Rap & Yodeling di Vancouver
Legenda Bayern Munich, Thomas Müller, kini memulai petualangan baru yang mengejutkan bersama Vancouver Whitecaps. Ia tidak hanya meninggalkan Bundesliga, tetapi juga mengeksplorasi hobi unik seperti nge-rap dan yodeling. Namun, kapten Whitecaps ini jujur mengakui satu hal: ia belum meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya karena terlalu malas, meskipun awalnya memiliki niat baik.
Dari Allianz Arena ke Pegunungan British Columbia
Setelah 25 tahun mengukir prestasi di Bayern Munich, Müller meninggalkan tekanan tinggi Allianz Arena untuk menikmati kehidupan baru di British Columbia sejak Agustus lalu. Meskipun ia kalah 3-1 dari Inter Miami di final Piala MLS, Müller tetap menikmati setiap momen pengalaman barunya.
“Walau pertandingan terakhir musim ini tidak berjalan sesuai harapan, saya senang merasakan pengalaman berbeda, lingkungan baru, dan kebebasan yang tidak saya dapatkan di Jerman,” ujarnya.
Adaptasi Cepat di Lapangan, Santai di Luar
Di lapangan, Müller menunjukkan performa impresif. Ia mencetak 9 gol dan memberikan 4 assist dalam 13 pertandingan. Namun, di luar lapangan, ia kesulitan meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya.
“Saya benar-benar ingin memperbaiki bahasa Inggris lewat aplikasi belajar,” kata Müller. “Tetapi pada akhirnya, saya membiarkan hari-hari berlalu begitu saja. Saya punya waktu, tapi niat saya tidak cukup kuat.”
Meskipun demikian, kekurangan tata bahasa tidak menghalangi Müller memimpin rekan-rekannya di ruang ganti. Ia terus berkomunikasi dan bercanda, mempertahankan reputasinya sebagai “Radio Müller.”
Ruang Ganti yang Penuh Warna
Selain tantangan bahasa, Müller harus menyesuaikan diri dengan budaya ruang ganti Whitecaps yang multikultural. Ia aktif bertukar pengalaman dengan pemain muda, mencoba nge-rap, dan bahkan yodeling. Dengan cara ini, ia membangun hubungan kuat dengan tim.
Pelatih Julian Nagelsmann pernah menertawakan kebiasaan Müller: “Saya bisa menangani para rapper dan penyanyi yodel.” Kini, Müller membuktikan kemampuan itu sendiri di Kanada.
Menikmati Kebebasan, Namun Tetap Merindukan Tekanan
Di Kanada, Müller menikmati kebebasan dan waktu untuk merenung. Namun, ia juga merindukan intensitas pertandingan di Bayern.
“Di sini, saya bisa fokus dan tidak ditarik ke banyak arah sekaligus. Namun kadang saya merindukan tekanan di Jerman, yang sebenarnya saya nikmati selama bertahun-tahun,” ungkapnya.
Pendekatan santai ini justru mendorong kreativitasnya di luar lapangan dan tetap menjaga pengaruhnya di ruang ganti.
Janggut Baru, Babak Baru
Selain gaya hidup baru, Müller menampilkan perubahan penampilan dengan janggut penuh. Ia menganggapnya simbol babak baru dalam kariernya.
“Jika orang mengatakan janggut ini terlihat berjiwa petualang, saya tidak masalah,” ujarnya sambil tersenyum.
Kontrak dan Ambisi Masa Depan
Müller menandatangani kontrak jangka pendek dengan Whitecaps, termasuk opsi perpanjangan hingga akhir musim 2026. Setelah kekalahan di final MLS, ia bertekad memimpin tim meraih gelar pada musim berikutnya.
Dengan pengalaman luas, kepemimpinan, dan gaya uniknya, Thomas Müller membuktikan bahwa di usia 36 tahun, ia tetap bisa menjadi pusat perhatian—baik di lapangan maupun di ruang ganti.
