
Bom Waktu di Bernabéu! Xabi Alonso Dipaksa Pilih Antara Mbappé atau Vinicius
Real Madrid kini menghadapi situasi genting, bukan hanya karena hasil buruk di lapangan, tetapi juga karena konflik internal yang mulai terbuka lebar. Kekalahan telak 0-3 dari Paris Saint-Germain di semifinal Piala Dunia Antarklub menjadi titik balik yang memperlihatkan retaknya keseimbangan dalam skuad. Di balik sorotan, dua nama besar saling berebut panggung: Kylian Mbappé dan Vinícius Jr.
Pelatih baru, Xabi Alonso, harus membuat keputusan besar. Ia tak bisa lagi berdiri di tengah—ia harus memilih: mempertahankan keduanya atau membangun tim di sekitar salah satu dari mereka.
Kehadiran Mbappé Memicu Ketegangan Baru
Real Madrid merekrut Mbappé secara gratis pada musim panas lalu setelah sang pemain menolak memperpanjang kontraknya di PSG. Florentino Perez menaruh harapan besar agar Mbappé membawa energi baru ke skuad. Namun kenyataannya jauh dari ekspektasi.
Alih-alih mengangkat performa tim, Mbappé justru menciptakan ketegangan dengan Vinicius. Keduanya jarang bekerja sama di lapangan. Mbappé lebih sering memilih aksi individu, sementara Vinicius terlihat frustrasi karena kehilangan peran utama. Di luar lapangan, berbagai laporan media menyebut hubungan keduanya dingin dan renggang.
Sejumlah pengamat mengkritik bagaimana mereka enggan menekan lawan atau menunjukkan kerja sama dalam bertahan. Padahal, semangat kolektif adalah identitas yang selalu dibanggakan Real Madrid.
Tertawa di Tengah Kekalahan, Vinicius Dikecam
Saat Real Madrid tertinggal tiga gol dari PSG, kamera televisi menangkap Vinicius sedang tertawa di bangku cadangan. Aksi itu langsung memicu kemarahan para petinggi klub. Mereka menilai sikap Vinicius tidak profesional dan tidak mencerminkan tanggung jawab sebagai salah satu pemain penting.
Real Madrid sebenarnya telah membuka negosiasi untuk memperpanjang kontrak Vinicius hingga 2027. Namun, Vinicius belum memberikan komitmen yang jelas. Jika ia terus menunda pembicaraan tanpa menunjukkan perubahan sikap, klub kemungkinan besar akan mempertimbangkan untuk melepasnya.
Perez Beri Mandat Penuh ke Xabi Alonso
Presiden Florentino Perez tidak tinggal diam melihat situasi memburuk. Ia langsung memberikan wewenang penuh kepada Xabi Alonso untuk merombak skuad sesuai visinya. Alonso pun langsung bergerak cepat. Ia mulai mengadakan pertemuan pribadi dengan seluruh pemain demi mengevaluasi karakter, komitmen, dan mentalitas mereka.
Alonso langsung menempatkan Vinicius dalam daftar evaluasi teratas. Ia ingin memastikan apakah Vinicius masih layak menjadi pilar utama di proyek jangka panjang klub atau tidak.
Mbappé Jadi Pilihan yang Lebih Aman
Florentino Perez selama tujuh tahun terakhir terus mengejar tanda tangan Mbappé. Kini, ketika sang pemain akhirnya datang, Perez tentu enggan melepaskannya begitu saja. Ia percaya Mbappé bisa menjadi ikon baru Real Madrid, asalkan klub memberikan dukungan penuh dan menciptakan lingkungan yang sehat di dalam ruang ganti.
Jika Madrid harus melepas satu pemain demi menjaga stabilitas, semua indikator mengarah ke Vinicius. Perez menilai, membangun tim di sekitar Mbappé akan jauh lebih realistis dan menjanjikan dalam jangka panjang.
Alonso Tetap Cari Jalan Tengah
Meski tekanan semakin tinggi, Xabi Alonso tidak menyerah untuk menyatukan dua bintang tersebut. Ia memahami bahwa Mbappé dan Vinicius adalah dua talenta paling eksplosif di dunia. Ia ingin mencari skema yang bisa membuat keduanya berkembang bersama.
Namun tantangannya tidak ringan. Alonso harus menemukan cara agar dua gaya bermain yang berbeda itu bisa menyatu tanpa merusak struktur tim. Ia juga harus menyeimbangkan ego keduanya sambil menjaga harmoni dalam ruang ganti.
Kini, Alonso hanya punya waktu satu bulan sebelum Madrid membuka musim La Liga melawan Osasuna di Santiago Bernabéu pada 19 Agustus.
Arah Baru Real Madrid Segera Ditentukan
Real Madrid tak bisa terus membiarkan konflik ini menggerogoti skuad. Xabi Alonso harus segera mengambil keputusan. Ia harus memilih: apakah akan membangun tim di sekitar Mbappé atau memberi Vinicius panggung utama. Jika ia gagal mengambil langkah tegas, Madrid akan terus hidup dalam ketegangan yang menghambat perkembangan tim.
Keputusan Alonso akan menjadi titik balik dari masa depan Real Madrid. Dan seperti biasa, di klub sebesar ini, hanya ada satu tolok ukur yang diterima: kemenangan.