Ruang Ganti Memanas, Xabi Alonso Diuji Ego Para Bintang Real Madrid
Menangani Real Madrid selalu menghadirkan tantangan besar. Kini, Xabi Alonso menghadapi ujian terberatnya sejak mengambil alih kursi pelatih. Ia tidak hanya harus merancang strategi di lapangan, tetapi juga mengendalikan ruang ganti yang dipenuhi pemain-pemain kelas dunia. Cesc Fabregas menilai kondisi inilah yang paling menekan Alonso sepanjang musim ini.
Menurut Fabregas, banyak pemain Real Madrid merasa mereka pantas bermain sejak menit pertama. Akibatnya, Alonso harus terus menyeimbangkan ambisi individu dengan kepentingan tim.
Awal Musim Meyakinkan, Ekspektasi Langsung Melonjak
Pada awal penunjukannya menggantikan Carlo Ancelotti pada Mei lalu, Alonso langsung membawa energi baru ke Bernabeu. Ia memimpin Real Madrid meraih 13 kemenangan dari 14 laga awal di semua kompetisi.
Selain itu, kemenangan atas Villarreal, Barcelona, dan Marseille membuat publik yakin Alonso mampu membawa perubahan positif. Oleh karena itu, ekspektasi terhadap pelatih berusia 44 tahun tersebut meningkat tajam.
Hasil Menurun, Tekanan Media Tak Terbendung
Namun, memasuki pertengahan musim, performa Real Madrid mulai menurun. Dari 11 pertandingan terakhir, tim hanya mencatat lima kemenangan. Selanjutnya, tiga hasil imbang beruntun di La Liga melawan Rayo Vallecano, Elche, dan Girona membuat Barcelona mengambil alih puncak klasemen.
Sementara itu, di Liga Champions, Real Madrid kehilangan momentum setelah menelan kekalahan dari Liverpool dan Manchester City. Akibatnya, mereka terperosok ke posisi ketujuh klasemen sementara. Bahkan di Copa del Rey, Real harus bekerja keras sebelum menyingkirkan Talavera CF dengan skor tipis 3-2.
Mbappe Menggila, Vinicius Mulai Kehilangan Peran
Di tengah performa tim yang tidak stabil, Kylian Mbappe justru tampil dominan. Penyerang asal Prancis tersebut mencetak 29 gol dari 24 pertandingan dan langsung menjadi pusat permainan Alonso.
Sebaliknya, Vinicius Junior kehilangan status sebagai pilihan utama. Alonso beberapa kali mencadangkannya, sehingga memicu ketegangan. Pada laga El Clasico bulan Oktober, Vinicius menunjukkan kekecewaan secara terbuka setelah Alonso menariknya keluar pada babak kedua. Momen tersebut kemudian memicu perbincangan luas di publik.
Meski demikian, Vinicius meminta maaf kepada para pendukung Real Madrid. Alonso pun menegaskan bahwa ia tetap menjaga hubungan profesional yang baik dengan sang pemain.
Fabregas Menilai Tantangan Alonso Sangat Kompleks
Cesc Fabregas melihat permasalahan Alonso dari sudut pandang ruang ganti. Dalam sebuah dokumenter tentang perjalanan karier Alonso, ia menekankan bahwa hampir semua pemain Real Madrid membawa status bintang.
Fabregas menyatakan bahwa setiap pemain merasa layak bermain, ingin memberi dampak, dan memiliki nilai pasar tinggi. Oleh sebab itu, Alonso harus mengelola banyak kepentingan dalam satu tim, yang menurutnya menjadi tantangan terbesar.
Dukungan Mengalir dari Mantan Rekan dan Pelatih
Di sisi lain, Pepe Reina menyebut Alonso sebagai sosok yang berani dan jujur. Ia menilai Alonso tidak ragu berbicara langsung kepada pemain, bahkan dalam situasi sensitif.
Selain itu, Rafa Benitez juga menyuarakan keyakinannya terhadap Alonso. Mantan pelatih Real Madrid tersebut menegaskan bahwa Alonso memiliki kemampuan dan karakter untuk mengendalikan ruang ganti bertabur bintang.
Jadwal Padat Menjadi Ujian Berikutnya
Ke depan, Xabi Alonso berpeluang meredam tekanan jika Real Madrid meraih hasil positif. Tim akan menjamu Real Betis pada 4 Januari sebelum menghadapi Atletico Madrid di semifinal Piala Super Spanyol.
Selanjutnya, Real Madrid akan bertemu Levante di La Liga dan kemudian menjamu AS Monaco di Liga Champions. Rangkaian pertandingan ini akan sangat menentukan arah perjalanan Alonso bersama Real Madrid.
